TUGAS AKHIR
MEDIA
PEMBELAJARAN
RANCANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Ditulis
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Media Pembelajaran
Oleh:
Fitri
Yanti
NIM.
1303857
Dosen
Pembimbing:
Dr.
Indrati Kusumaningrum, M.Pd.
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Rancangan Media Pembelajaran ini.
Rancangan Media Pembelajaran ini ditulis
untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Media Pembelajaran pada Program
Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang.
Dalam penyelesaian tugas Rancangan Media
Pembelajaran ini penulis banyak mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
1.
Bapak
Dr. Jasrial, M.Pd. Ketua program studi Teknologi Pendidikan, Pasca
Sarjana Universitas Negeri padang.
2. Ibu
Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd., dosen Pembimbing mata kuliah Media
Pembelajaran.
3. Bapak/
Ibu Dosen Program studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri
Padang.
4. Rekan-rekan
program studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang
yang telah membantu dalam penulisan Rancangan Media Pembelajaran ini'
Semoga bantuan, bimbingan dan dorongan
dari Bapak, Ibu dan rekan-rekan berikan menjadi amal Sholeh di sisiNya. Amin Ya
Rabbal ‘Alamin.
Tak ada gading yang tak retak, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa Rancangan Media Pembelajaran ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari Bapak/ Ibu dan rekan-rekan
sangat penulis harapkan.
Padang Panjang,
Mei 2014.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
....................................................................................................
i
Daftar Isi
.............................................................................................................
ii
BAB I. Landasasan Teori
A.
Pengertian
Belajar dan Pembelajaran Matematika ................................. 1
B.
Teori-teori
Belajar
................................................................................... 2
1.
Teori
Belajar Bruner
.......................................................................... 2
2. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
................................................ 4
3. Teori Belajar bermakna David Ausubel
............................................ 6
C.
Teori
tentang Media ................................................................................ 7
1.
Pengertian
Media
............................................................................... 7
2.
Fungsi
Media dalam Proses Pembelajaran ........................................ 7
3.
Klasifikasi
Media Pembelajaran
......................................................... 8
D.
Teori
tentang Pembelajaran Kooperatif
................................................... 9
E.
Teori
tentang Metode Pembelajaran Number Head Together ................. 10
BAB II Analisis
Pembelajaran
.......................................................................... 11
A.
Model
ASSURE
...................................................................................... 11
B.
Penerapan
Model ASSURE pada pembelajaran matematika-
untuk kelas IV SDN 15 Tanah Hitam Kota Padang
Panjang.................. 17
BAB III Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................21
Daftar Pustaka
.................................................................................................. 31
BAB I
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Matematika
Menurut
Anthony Robbins (dalam Trianto, 2009: 15) belajar adalah “ proses menciptakan
hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu
(pengetahuan ) baru. Pandangan senada juga dikemukakan oleh Jerome Bruner dalam
Romberg & Kaput, 1999 (dikutip dari Trianto (2009: 15) bahwa belajar adalah
“suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru
berdasarkan pada pengalaman/ pengetahuan yang sudah dimilikinya.”
Selanjutnya
Slavin (2000: 141) dalam Trianto (2009: 16) juga mengemukakan pengertian
tentang belajar sebagai berikut:
“Learning is ussually defined as a
change in an individual caused by experience. Changes caused by development
(such as growing individuals that are present at birth (such as reflexes and
respons to hunger or pain). However, humans do so much learning and development
are inseparably linked.”(Belajar
secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui
pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkemabangan tubuhnya atau
karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan
bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan
perkembangan sangat erat kaitannya).
Dan
pembelajaran adalah “usaha sadar dari seorang guru untukmembelajarkan siswanya
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dlam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan.” (Trianto, 2009: 17).
B.
Terori – Teori Belajar
1.
Teori Belajar Bruner
Jerome S. Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan
dan ahli psikologi belajar kognitif.
a.
Belajar sebagai proses Kognitif
Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung
hampir bersamaan. Ketiga proses itu ialah (1) memperoleh informasi baru, (2)
transformasi informasi, (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan
(Bruner, 1973) dalam Ratna Wilis (1989: 101).
Pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang,
menurut Bruner adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan intelektual ditunjukkan oleh
bertambahnya ketidak tergantungan respons dari sifat stimulus. Dalam
pertumbuhan intelektual ini ada kalanya seorang anak mempertahankan suatu
respons dalam lingkungan stimulus yang breubah-ubah. Jadi melalui pertumbuhan
seseorang memperoleh kebebasan dari pengontrolan stimulus melalui proses-proses
perantara yang mengubah stimulus sebelum respons.
2. Pertumbuhan intelektual tergantung pada
bagaimana seorang menginterprestasikan peristiwa-peristiwa menjadi suatu sistem
simpanan yang sesuai dengan lingkungan. Sistem inilah yang memungkinkan
peningkatan kemampuan anak untuk bertindak diatas informasi yang diperoleh pada
suatu kesempatan.
3. Pertumbuhan intelektual menyangkut
peningkatan kemampuan seseorang untuk berkata pada dirinya sendiri atau pada
orang-orang lain, dengan dengan pertolongan kata-kata dan simbol-simbol, apa
yang telah dilakukannya atau akan dilakukakannya.
Ada 3 cara penyajian
dalam proses pembelajaran menurut Bruner:
1. Cara enaktif yaitu melalui tindakan.
2. Cara penyajian ikonik, didasarkan atas
pikiran internal. Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang
mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.
3. Cara simbolik, yang didasarkan pada
berpikir secara abstrak, arbitrer, dan lebih fleksibel.
b.
Belajar penemuan
Salah satu model pembelajaran kognitif
yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner (1966) yang dikenal
dengan nama belajar penemuan (discovery learning). Pengetahuan yang diperoleh
dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan diantaranya:
1. Pengetahuan itu bertahan lama atau lama
dapat diingat atau lebih mudah diingat, bila dibandingkan dengan pengetahuan
yang dipelajari dengan cara-cara lain.
2. Hasil belajar penemuan memunyai efek
transfer yang lebih baik dari pada hasil belajar lainnya.
3. Secara menyeluruh belajar penemuan
meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.
Cara menerapkan belajar
penemuan pada siswa, ditinjau dari segi metode, tujuan, serta peranan guru:
a. Metode dan tujuan
Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya seiring.
Tujuanbelajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja. Tujuan belajar
sebenarnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat
melatih kemampuan-kemampuan intelektual para siswa, dan merangsang
keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud
dengan memperoleh pengetahuan melalui belajar penemuan.
b. Peranan guru
Dalam belajar penemuan, peranan guru dapat dirangkum sebagai berikut:
–
Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada
masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki oleh para siswa.
–
Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa
untuk memecahkan masalah.
–
Guru harus memperhatikan tiga cara penyajian yang telah dinyatakan diatas
yaitu cara enaktif, ikonik dan simbolik.
–
Bila siswa memecahkan masalah dilaboratorium atau secara teoritis, guru
hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor.
–
Menilai hasil belajar siswa.
(Ratna Wilis dahar,
1989: 108).
2.
Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Perkembangan kognitif sebagian besar
ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Teori
perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan
kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna
dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi
mereka.
Menurut teori Piaget, setiap individu pada
saat tumbuh mulai dari bayi yang baru lahir sampai menginjak usia dewasa
mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan
kognitif tersebut disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Tahap-tahap
perkembangan kognitif Piaget
Tahap
|
Perkiraan usia
|
Kemampuan-kemampuan utama
|
sensorimotor
|
lahir sampai 2 tahun
|
terbentuknya konsep
“kepermanenan objek” dan kemajuan gradual dari perilaku reflektif ke prilaku
yang mengarah kepada tujuan.
|
praoperasional
|
2 sampai 7 tahun
|
perkembangan kemampuan
menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. Pemikiran masih
egosentris dan sentrasi
|
operasi konkret
|
7 sampai 11 tahun
|
perbaiakn dalam
kemampuan secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termasuk penggunaan
operasi-operasi yang dapat-balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi,
dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan.
|
operasi formal
|
11 tahun sampai dewasa
|
pemikiran abstrak dan
murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui
penggunaaneksperimentasi sistematis.
|
(dikutip dari Trianto,
2009: 30)
Menurut Piaget (dalam Slavin, 1994: 145)
dikutip dariTrianto (2009: 30) perkembangan kognitif sebagain besar bergantung
kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan
lingkungannya. Berikut ini adalah implikasi penting dalam model pembelajaran
dari teori Piaget.
a. Memusatkan perhatian pada berpikir atau
proses anak, tidak sekadar pada hasilnya. Disamping kebenaran jawaban siswa,
guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
b. Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif
anak sendiri, keteribatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Didalam kelas
penyajian pengetahuan jadi (ready-made)
tidak medapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri (discovery maupun inquiry) pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan
lingkungannya.
c. Memaklumi akan adanya perbedaan individual
dalam hal kemajuan perkembangan.
(Trianto, 2009: 29-31).
3. Teori Belajar bermakna David Ausubel
Belajar bermakna merupakan suatu proses
dikaitkannya informasi barupada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. (Dahar, 1988: 137) dalam Trianto (2009: 37).
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang diketahui
siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian (Dahar, 1988: 143) dalam Trianto
(2009: 37). Pernyataan inilah yang menjadi inti dari teori Ausubel. Dengan
demikian agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus
dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.
Cara menerapkan teori Ausubel dalam pembelajaran:
a. Pengaturan awal (advance organizer)
Pengaturan awal mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari,
dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang
dapat digunakan dalam membantu menanmkan pengetahuan baru.
b. Diferensiasi Progresif
Selama belajar bermakna berlangsung, perlu terjadi pengembangan dan
elaborasi konsep-konsep yang tersubsumsi. Menurut Ausubel, pengembangan konsep
berlangsung paling baik, bila unsur-unsur yang paling umum, paling inklusif
dari suatu konsep diperkenalkan terlebih dahulu, kemudian diberikan hal-hal
yang lebih mendetail dan lebih khusus dari konsep itu.
c. Belajar Superordinat
Belajar superordinat terjadi, bila konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas, lebih
inklusif.
d. Penyesuaian Integratif
Materi pelajaran disusun sedemikian rupa sehingga bisa digerakkan
hierarki-hierarki konseptual selama informasi disajikan.
C.
Teori tentang Media
1.
Pengertian Media
Media menurut Gerlach
& Ely adalah “manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.” (Arsyad,
2002:3).
Adapun media
pembelajaran menurut Ibrahim dan Syaodih
(2003:112) diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. (http://eprints.uny.ac.id/9930/2/BAB%202%20-%2005208244044.pdf).
Dan menurut Gagne media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar. (Arif S. Sadiman, 2003:6) dalam (http://eprints.uny.ac.id/9930/2/BAB%202%20-%2005208244044.pdf).
Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media sangat berperan penting dalam
membantu guru menyampaikan materi pelajaran kepada sisiwa.
2. Fungsi
Media dalam Proses Pembelajaran
Encyclopedia of
Education Research dalam hamalik
(1994:15) merinci manfaat media pembelajaran sebagai berikut:
1. Meletakkan
dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2.
Memperbesar
perhatian siswa.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk
perkembangan belajar siswa, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan
siswa.
5. Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat
membantu perkembangan kemampuan berbahasa siswa.
7.
Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi
dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dan manfaat media pembelajaran menurut
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991:3) adalah dalam http://eprints.uny.ac.id/9930/2/BAB%202%20-%2005208244044.pdf adalah:
1. Pembelajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih
baik.
3.
Metode
pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
pengamatan, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
3. Klasifikasi
Media Pembelajaran
Klasifikasi Media Pembelajaran menurut
taksonomi Leshin, dkk., dalam (Arsyad, 2008: 81-101), dikutip dalam http://eprints.uny.ac.id/9930/2/BAB%202%20-%2005208244044.pdf yaitu:
a.
Media berbasis manusia
Media berbasis manusia
merupakan media yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan
atau informasi.
b. Media berbasis cetakan
Media pembelajaran
berbasis cetakan contohnya buku teks,
buku penuntun, buku kerja/latihan, jurnal, majalah, dan lembar lepas.
c.
Media
berbasis visual
Media visual dapat
memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan
minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan
dunia nyata.
d. Media berbasis Audio-visual
Media visual yang
menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk
memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual
adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak,
rancangan, dan penelitian. Contoh media yang berbasis audio-visual adalah
video, film, slide bersama tape, televisi.
e. Media
berbasis komputer
Komputer berperan sebagai
manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer- Managed
Instruction (CMI). Adapula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam
belajar diantaranya memanfaatkan komputer dalam penyajian informasi isi materi
pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Cara ini dikenal sebagai
Computer-Assisted Instruction (CAI).
D. Teori
Tentang Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Artz dan Newman (1990) dalam Miftahul Huda (2012: 32) “pembelajaran kooperatif
didefinisikan sebagai kelompok kecil pembelajar/ siswa yang bekerjasama dalam
satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau
mencapai satu tujuan bersama”.
Tujuan pembelajaran
kooperatif menurut Johnson & Johnson (1994) dalam Trianto (2009: 37) adalah
memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman
baik secara individu maupun secara berkelompok.
E. Teori
Tentang Pembelajaran Number Head together
Menurut Miftahul Huda (2012: 130)
“Metode Pembelajaran tipe NHT (Numbered Head Together) dikembangkan oleh Russ
Frank”. Slavin (1995) dalam Miftahul Huda (2012: 130) menyatakan bahwa “metode
yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas
individu dalam diskusi kelompok”.
Adapun keuntungan dari metode NHT ini
dalam proses pembelajaran ada beberapa hal, seperti yang dikemukakan oleh
Miftahul Huda (2012: 138) diantaranya:
1.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat.
2.
Meningkatkan
semangat kerjasama siswa.
3.
Dapat
digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
Prosedur pelaksanaan
NHT ini dikemukakan oleh Miftahul Huda (2012: 138) sebagai berikut:
1.
Siswa
dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok diberi
nomor.
2. Guru
memberikan tugas/ pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3.
Kelompok
berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan
semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
4.
Guru
memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan
jawaban hasil diskusi kelompok mereka.
BAB II
ANALISIS PEMBELAJARAN
A. Model
ASSURE
Dalam menganalisis
pembelajaran penulis menggunakan model ASSURE karena model ASSURE menggabungkan semua peristiwa
dalam proses pembelajaran. Penggunaan model ASSURE dilakukan dengan menganalisi
6 hal yaitu:
1. Analisis
Pebelajar (Analyze Learners)
Analisis pebelajar
merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam sebuah perencanaan
pembelajaran yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
karakteristik pebelajar yang terbukti
berhubungan dengan hasil belajar. Bidang utama yang perlu dipertimbangkan
selama analisis pembelajar meliputi:
1.
Karakteristik
umum peserta didik
Karakteristik
ini penting dilakukan untuk memahami karakteristik umum yang dapat mempengaruhi
belajar siswa. Adapun karakteristik ini berkisar dari variabel konstan, seperti jenis kelamin dan etnis, untuk
orang-orang yang berbeda-beda secara teratur seperti sikap dan bahasa.
2.
Kompetensi
khusus pebelajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap tentang topik).
Kompetensi
khusus pebelajar ini meliputi pengetahuan awal siswa. Penelitian
terbaru mengungkapkan bahwa pengetahuan siswa sebelumnya dari topik tertentu mempengaruhi
bagaimana dan apa yang mereka pelajari lebih daripada semua sifat psikologis
(Dick, Carey, & Carey, 2009).
Kompetensi khusus
pebelajar dapat dilakukan secara
informal (seperti pertanyaan di kelas) atau formal (seperti meninjau hasil tes
standar atau memberikan tes buatan guru dan penilaian). Tes masuk adalah
penilaian yang menentukan apakah siswa memiliki prasyarat yang diperlukan, atau
kompetensi, untuk mendapatkan keuntungan dari pembelajaran.
3.
Gaya
belajar
Gaya
belajar mengacu pada ciri-ciri
psikologis yaitu psikologis yang
menentukan cara menerima pantulan individu, berinteraksi dan merespon secara emosional untuk
lingkungan belajar yang meliputi
kekuatan, kebiasaan pengolahan informasi, motivasi, dan faktor fisiologis.
Adapun gaya belajar ada 3 macam yaitu:
a.
Gaya belajar visual (melihat) yaitu gaya belajar dimana pebelajar lebih banyak melihat seperti membaca.
b.
Gaya belajar audio (mendengarkan) yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya
tersebut didengarkan dengan serius.
c.
Gaya belajar kinestetik (melakukan) yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia
sudah mempraktekkan sendiri.
2. Menentukan
Standar dan Tujuan Pembelajaran (State
Standars and Objectives)
Langkah berikutnya
adalah untuk menyatakan standar dan tujuan pembelajaran sespesifik mungkin. Hal
ini dimulai dengan kurikulum dan
teknologi standar yang diadopsi oleh kabupaten/ kota. Tujuan yang dinyatakan
adalah nama peserta didik dan untuk siapa tujuannya dimaksudkan, tindakan (perilaku)
yang harus didemonstrasikan, kondisi di mana perilaku atau kinerja akan
diamati, dan sejauh mana pengetahuan atau keterampilan baru harus dikuasai.
3. Memilih
Strategi, Teknologi, Media dan Bahan (Select
Strategies, technology, Media, and Materials)
Langkah berikutnya
dalam menciptakan pembelajaran yang efektif yang mendukung pembelajaran melalui
penggunaan teknologi dan media yang tepat adalah pemilihan sistematis strategi
pembelajaran, teknologi dan media, dan bahan pelajaran. Berikut panduan membahas
proses seleksi pemilihan strategi,
teknologi dan media serta bahan ajar.
a.
Pemilihan
Strategi
Ketika
mengidentifikasi strategi pembelajaran untuk proses pembelajaran, hal yang
pertama harus dilakukan adalah mempertimbangkan strategi atau pendekatan yang
lebih baik digunakan, apakah berpusat pada guru atau berpusat pada siswa.
Strategi yang berpusat
pada guru adalah strategi pembelajaran dimana
guru melibatkan kegiatan mengajar sendiri, seperti menyajikan konsep
dengan menunjukkan video atau membaca cerita atau menggunakan papan tulis. Dan strategi yang berpusat pada siswa adalah
guru yang melibatkan para siswa dalam pembelajaran aktif , seperti membahas pro
dan kontra dari suatu topik, melakukan pencarian internet, mengambil foto digital dari sebuah
proses , atau mendengarkan podcast pada topik saat ini .
b.
Pemilihan
Teknologi Dan Media
Memilih teknologi dan
media yang tepat menjadi tugas guru. Diabad 21 ini teknologi dan media sudah
sangat luas. Dalam memilihnya seorang guru harus memperhatikan keragaman
peserta didik, dan tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai .
Untuk membantu proses
proses pemilihan teknologi dan media dapat digunakan seleksi rubrik.
Seleksi
Rubrik .
Seleksi Rubrik
memberikan prosedur yang sistematis untuk menilai kualitas teknologi dan media
tertentu. Seleksi Rubrik adalah template dengan bidang yang terpisah untuk
memasukkan judul media, sumber, dan deskripsi singkat bersama dengan skala
penilaian yang telah ditetapkan untuk menilai teknologi / media yang sedang
ditinjau.
Masing-masing rubrik
mencakup seperangkat kriteria seleksi yang konsisten serta kriteria untuk
teknologi yang ditunjuk atau media ( misalnya , perangkat lunak komputer ,
audio ) . Guru perlu menentukan kriteria yang paling penting bagi siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dinyatakan .
Kriteria Seleksi Rubrik
• Penyesuaian
dengan standar , hasil , dan tujuan
• Informasi yang
akurat dan terkini
• Bahasa - umur
yang sesuai
• Kualitas
Teknis
• Kemudahan
penggunaan (untuk siswa atau guru )
• Buku petunjuk
dan arah
c.
Pemilihan
Bahan , Modifikasi, Atau Mendesain
Bila
telah dipilih strategi dan jenis teknologi dan media yang dibutuhkan untuk
pelajaran, selanjutnya adalah memilih
bahan-bahan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran . Langkah ini melibatkan
tiga opsi umum:
F
Memilih
bahan yang tersedia .
Guru
dapat memilih bahan ajar tersedia dari sekolah, kabupaten , atau sumber lainnya yang mudah mudah diakses. Banyak dari
sumber daya ini gratis atau murah. Maka kecermatan guru sangat diperlukan dalam
memilih bahan ajar.
F
Memodifikasi
bahan yang ada .
Untuk
memenuhi beragam kebutuhan siswa, guru perlu memodifikasi bahan ajar untuk
menyelaraskan dengan tujuan pembelajaran. Teknologi menyediakan beberapa
pilihan untuk memodifikasi bahan yang ada. Banyak sumber daya pendidikan yang
disediakan sebagai file digital bebas hak cipta atau sebagai salinan kertas.
Bahan digital biasanya ditemukan pada situs-situs pendidikan yang menyediakan
sumber daya untuk didownload. Contoh
sumber daya termasuk pelajaran handout, presentasi PowerPoint guru, dan
spreadsheet Excel diformat untuk entri data yang mudah .
F
Merancang
Bahan Baru .
Ketika
bahan siap pakai tidak tersedia atau bahan yang ada tidak dapat dimodifikasi
dengan mudah, guru perlu merancang materi pelajaran sendiri seperti membuat
handout.
4. Memanfaatkan
teknologi, media dan bahan (Utilize
Technology, Media, and Materials)
Langkah ini melibatkan
perencanaan peran mengajar untuk
memanfaatkan teknologi, media, dan bahan-bahan untuk membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran.
Untuk melakukan
hal ini, di ikuti 5 proses yaitu melihat
dan mengidentifikasi teknologi, media, dan bahan konstruksi; menyiapkan
teknologi, media, dan bahan konstruksi; menyiapkan lingkungan; menyiapkan peserta didik, dan
Memberikan pengalaman belajar. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1.
Melihat
dan mengidentifikasi teknologi, media dan bahan ajar
Pada
tahap ini guru perlu melihat teknologi dan media yang dipilih dalam kaitannya
dengan tujuan pembelajaran . Tujuannya adalah untuk memilih bagian-bagian yang
secara langsung sesuai dengan pelajaran.
2.
Siapkan
teknologi, media dan bahan pembelajaran
Guru
perlu mempersiapkan teknologi , media , dan bahan-bahan yang akan mendukung
kegiatan pembelajaran. Langkah pertama adalah mengumpulkan semua peralatan
yang dibutuhkan. Kemudian tentukan
urutan untuk menggunakan bahan-bahan dan apa yang akan dilakukan.
3.
Siapkan
lingkungan
Dimanapun
proses pembelajaran berlangsung seperti di dalam kelas atau di laboratorium, lingkungan belajar harus di
siapkan terlebih dahulu. Fasilitas harus diatur seperti penggunaanteknologi,
bahan dan media yang efektif. Beberapa
media mungkin memerlukan ruangan gelap , sumber daya yang nyaman , dan akses ke
lampu. Guru harus mempersiapkan dan memeriksa semua hal tersebut.
Selain itu tempat duduk
siswa juga harus diatur dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sehingga siswa
dapat melihat dan mendengarserta memahami pembelajaran yang sedang berlangsung
dengan baik.
4.
Siapkan
peserta didik
Penelitian
tentang pembelajaran memberitahukan bahwa apa yang dipelajari dari suatu
kegiatan sangat tergantung pada bagaimana peserta didik dipersiapkan untuk
pelajaran ( Gagne , Briggs , & Wager , 1992) .
5.
Memberikan
pengalaman belajar
Dalam
memberikan pengalaman belajar kepada siswa dapat dilakukan dengan berpusat pada
guru atau pada siswa. Pengalaman belajar berpusat pada guru sering melibatkan
presentasi, demonstrasi , drill- dan - praktek , atau tutorial yang dilakukan
oleh guru.
5. Mengembangkan
partisispasi Pebelajar (Require Learner
Participation)
Sebuah pembelajaran
yang efektif harus memerlukan keterlibatan mental yang aktif dari pebelajar.
Oleh karena itu guru harus menyediakan kegiatan yang memungkinkan
pebelajar untuk mempraktekkan
pengetahuan atau keterampilan baru dan menerima umpan balik pada upaya mereka
sebelum secara resmi dinilai. Praktik yang
melibatkan diri pebelajar dapat dilakukan dari pembelajaran dengan
bantuan komputer, aktivitas Internet, atau latihan kelompok. Dan umpan balik
bisa datang dari guru, komputer, siswa lain, atau evaluasi diri.
6. Mengevaluasi
dan merevisi (Evaluate and Revise)
Setelah menerapkan
pelajaran, selanjutnya mengevaluasi pada belajar siswa. Penilaian ini tidak hanya menguji sejauh mana
siswa mencapai tujuan pembelajaran, tetapi juga memeriksa seluruh proses
pembelajaran dan dampak penggunaan teknologi dan media. Kemudian dilakukan
revisi terhadap perbedaan antara tujuan
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
B. Penerapan
Model ASSURE pada pembelajaran matematika untuk kelas IV SDN 15 Tanah Hitam
Kota Padang Panjang.
Berdasarkan uraian
diatas, maka analisis pembelajaran dengan menggunakan model ASSURE pada kelas
IV SDN 15 Tanah Hitam untuk materi satuan –satuan berat pada mata pelajaran
matematika adalah sebagai berikut:
1.
Analisis
Pebelajar (Analyze Learners)
a.
Karakteristik
umum
F
Siswa
kelas IV SDN 15 Tanah Hitam Kota Padang Panjang tahun pelajaran 2013/ 2014
berjumlah 18 orang terdiri dari laki-laki 13 orang dan perempuan 5 orang.
F
Usia
semua siswa rata-rata 10-12 tahun
F
Bahasa
siswa adalah bahasa Indonesia dan bahasa daerah yaitu bahasa minang.
F
Agama
semua siswa adalah Islam
F
Suku
Bangsa siswa adalah Minang Kabau
F
Kebangsaan
siswa adalah warga negara Indonesia
F
Perekonomian
orang tua siswa rata-rata menengah kebawah.
b.
Karakteristik
khusus
Karakteristik
khusus siswa Kelas IV SDN 15 Tanah Hitam yang mencakup pengetahuan awal siswa
terhadap materi kesetaraan satuan waktu, panjang dan kesetaraan satuan berat
pada mata pelajaran matematika yang diketahui dari pemberian tes awal kepada
siswa adalah 75% siswa belum mengenal tentang satuan-satuan waktu, panjang dan
berat dan hubungan antar satuan-satuan waktu, panjang dan satuan berat, dan 25%
siswa sudah mengenal satuan-satuan
waktu, panjang dan berat tapi belum mengenal hubungan kesetaranan antar
satuan-satuan waktu, panjang dan berat.
2. Menentukan
Standar dan Tujuan Pembelajaran (State
Standars and Objectives)
Dalam
hal ini penulis menentukan standar dan tujuan pembelajaran berdasarkan silabus
mata pelajaran matematika kelas IV SDN 15 Tanah Hitam yang mengacu kepada
kurikulum KTSP.
Standar
Kompetensi : 3. Menggunakan
pengukuran sudut, panjang, dan berat
dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 3.2. Menentukan hubungan antar satuan waktu,
antarsatuan panjang dan antar satuan berat.
Indikator
Pembelajaran :
a. Menyebutkan hubungan hari, minggu,
bulan, tahun, dan abad
b. Menyebutkan hubungan antarsatuan panjang
dan antarsatuan berat
c. Menghitung satuan ukuran panjang dan
satuan berat
Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat:
F
Mempelajari
contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu dan abad
F
Mempelajari
satuan panjang tidak baku dan baku
F
Mempelajari
contoh perhitungan pada satuan ukuran panajang.
F
Mempelajari
satuan berat
3. Memilih Strategi, Teknologi, Media dan
Bahan (Select Strategies, technology,
Media, and Materials)
Dalam hal ini strategi
pembelajaran dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe Number Head
Together (NHT). Sedangkan teknologi dan media yang dipilih adalah komputer. Dan
bahan ajar yang dipilih adalah handout yang dirancang dan ditulis untuk materi
satuan berat ini.
4.
Memanfaatkan
teknologi, media dan bahan (Utilize
Technology, Media, and Materials)
Sesuai
dengan penjelasan yang telah dikemukakan diatas
maka dalam memanfaatkan teknologi, media dan bahan, guru melakukan 5
tahapan dalam memanfaatkan teknologi, media dan bahan. 5 tahapan tersebut
adalah:
F
Guru
melihat dan mengidentifikasi teknologi, media, dan bahan ajar yang telah
dipilih. Dalam hal ini teknologi, media dan bahan ajar yang telah dipilih harus
sesuai dengan materi satuan berat dan dalam kondisi yang baik.
F
Menyiapkan
teknologi, media, dan bahan ajar
Dalam
hal ini guru menyiapkan teknologi, media dan bahan ajar yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran dengan baik.
F
Menyiapkan lingkungan
Hal ini
sangat penting dilakukan karena dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
siswa. Lingkungan yang kondusif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun
lingkungan yang harus dipersiapkan dalam hal ini adalah ketersediaan aliran
listrik, mengatur pencahayaan ruangan, mencek kebersihan layar LCD proyektor,
mengatur tempat duduk siswa dalam kondisi berkelompok karena pembelajaran
menggunakan model pembelajaran NHT, menuliskan di papan tulis nama-nama anggota
kelompok siswa.
F
Menyiapkan
peserta didik
Siswa
diminta duduk berkelompok sesuai dengan tempat duduk yang telah diatur guru dan
sesuai dengan nama anggota kelompok , meminta siswa berdo’a sebelum belajar,
meminta siswa menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran dan meminta siswa membaca handout yang dibagikan guru dengan
durasi waktu yang ditentukan guru.
F
Memberikan
pengalaman belajar
Dalam
hal ini guru memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui metode
pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together dengan menggunakan media
komputer dan bahan ajar handout yang diharapkan siswa dapat terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
5.
Mengembangkan
partisispasi Pebelajar (Require Learner
Participation)
Dalam
mengembangkan partisipasi pebelajar pada materi satuan berat siswa diminta
aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing memecahkan persoalan
yang diberikan guru dan guru berperan sebagai fasilitator.
6.
Mengevaluasi
dan merevisi (Evaluate and Revise)
Dalam
hal ini dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa tentang materi satuan
berat melalui kuis dan ulangan harian. Selain itu juga dinilai keaktifan
belajar siswa dan sikap siswa melalui skala sikap dan lembar observasi. Untuk
evaluasi teknologi, media dan bahan yang
telah digunakan, guru menggunakan seleksi rubrik yang diisi oleh guru dalam
proses pembelajaran serta dilakukan juga pendataan jawaban melalui pemberian
kuisioner kepada siswa.
Dari
hasil evaluasi belajar siswa dan hasil evaluasi penggunaan teknologi, media dan
bahan yang telah digunakan dilakukan revisi untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan :
SDN 15 Tanah Hitam
Mata Pelajaran :
Matematika
Kelas/ Semester :
IV/ I
Alokasi Waktu :
6 × 35 Menit (3 × Pertemuan)
Standar Kompetensi :
3. Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan
berat dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :
3.2
Menentukan hubungan antar satuan waktu, antarsatuan panjang dan antar satuan berat.
Indikator pembelajaran :
a.
Menyebutkan
hubungan hari, minggu, bulan, tahun, dan abad
b.
Menyebutkan
hubungan antarsatuan panjang dan antarsatuan berat
c.
Menghitung
satuan ukuran panjang dan satuan berat
A. Tujuan
Pembelajaran :
a.
Mempelajari
contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu dan abad
b.
Mempelajari
satuan panjang tidak baku dan baku
c.
Mempelajari
contoh perhitungan pada satuan ukuran panjang.
d.
Mempelajari
satuan berat
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun (diligence ) dan
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi
Pembelajaran
–
Kesetaraan
antar satuan waktu
–
Kesetaraan
antar satuan panjang
–
Kesetaraan
antar satuan berat
C. Metode
Pembelajaran
Number Head Together
D. Langkah-langkah
Pembelajaran
Pertemuan ke 1. (2 × 35 Menit).
Kegiatan Awal (10 Menit)
1.
Salah
seorang siswa diminta menyiapkan seluruh siswa dan kemudian dilanjutkan dengan
memimpin do’a.
2.
Guru
mencek kehadiran siswa.
3.
Guru
membagi siswa kedalam 6 kelompok masing-masing kelompok terdiri atas 3 orang
siswa dan kepada setiap anggota kelompok guru memberi nomor.
4.
Guru
mempersilahkan siswa menyiapkan alat tulis untuk belajar.
5.
Guru
memberikan handout kepada setiap siswa.
6. Guru
memberitahukan materi pembelajaran dan
tujuan pembelajaran kepada siswa.
7.
Guru
memberikan pertanyaan kepada siswa tentang satuan-satuan waktu yang diketahui
siswa dan guru membimbing jawaban siswa.
Kegiatan Inti
F
Eksplorasi
(10 Menit)
-
Guru
menampilkan slide power point dengan bantuan LCD proyektor dimana slide power
point tersebut berisi materi dan gambar jam, kalender, orang dewasa dan
anak-anak serta gambar lainnya yang berkaitan dengan kesetaraan antarsatuan
waktu. Dalam penampilan slide powerpoint tersebut, guru selalu komunikatif dan
bertanya jawab dengan siswa mengenai materi-materi tentang satuan waktu pada
slide power point tersebut untuk mengeksplorasi kemampuan siswa.
F
Elaborasi
(30 menit)
- Setiap
siswa diminta membaca materi pada handout dan mendiskusikan contoh-contoh soal
pada handout untuk lebih mendalami kesetaraan antarsatuan waktu.
- Guru
memberikan 5 buah soal kepada setiap
kelompok untuk didiskusikan.
- Guru
mempersilahkan setiap kelompok untuk berdiskusi untuk menemukan jawaban yang
dianggap paling benar dan memberitahukan kepada setiap kelompok bahwa semua
anggota kelompok harus mengetahui dan memahami jawaban pada kelompok
masing-masing.
- Selama
diskusi berlangsung guru mengamati siswa bekerja dalam kelompoknya
masing-masing dan memberikan bantuan jika dibutuhkan siswa.
- Guru
memanggil satu nomor tertentu, dan siswa yang nomornya terpanggil mengacungkan
tangannya dan dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan nomor 1 untuk seluruh
kelas.
- Guru
memberikan umpan balik kepada siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang
kebenaran jawaban nomor 1 tersebut. Jika jawaban belum benar maka diberi kesempatan
untuk kelompok lain menjawabnya. Jika tidak ada yang dapat memecahkan soal
tersebut maka guru membimbing siswa untuk menemukan jawaban secara
bersama-sama.
- Hal
yang sama juga dilakukan untuk soal nomor 2 sampai dengan soal nomor 5.
F
Konfirmasi
(5 menit)
-
Guru
melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
-
Guru
meluruskan kesalah pemahaman konsep pada siswa dan memberikan penguatan dan
penyimpulan.
Kegiatan Penutup (15 menit).
F
Guru
menyimpulkan materi secara bersama-sama dengan siswa.
F
Guru
memberikan kuis.
Soal kuis:
a.
4
jam = ... menit
b.
3
minggu = ... hari
c.
2
tahun = .... bulan
d.
2
abad = ... tahun
e.
5
windu = ... tahun.
F
Guru
mengumpulkan jawaban kuis siswa dan selanjutnya memberikan Pekerjaan Rumah pada
siswa.
F
Guru
menutup pembelajaran dengan menuntun siswa mengucapkan
Alhamdulillaahirabbil’alamiin.
F
Guru
meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam.
Pertemuan 2 ((2 × 35
Menit).
Kegiatan Awal (10 Menit)
1.
Salah
seorang siswa diminta menyiapkan seluruh siswa dan kemudian dilanjutkan dengan
memimpin do’a.
2.
Guru
mencek kehadiran siswa.
3.
Guru
meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing kembali seperti pertemuan
sebelumnya.
4.
Guru
mempersilahkan siswa memasang nomor yang diberikan.
8.
Guru
mempersilahkan siswa menyiapkan alat tulis untuk belajar.
9.
Guru
memberikan handout kepada setiap siswa.
10. Guru memberitahukan materi pembelajaran
dan tujuan pembelajaran kepada siswa.
11. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
tentang satuan-satuan panjang yang diketahui siswa dan guru membimbing jawaban
siswa.
Kegiatan Inti
F
Eksplorasi
(10 Menit)
- Guru
menampilkan slide power point dengan bantuan LCD proyektor dimana slide power
point tersebut berisi materi satuan-satuan panjang, gambar –gambar yang
berkaitan dengan satuan panjang. Dalam penampilan slide powerpoint tersebut,
guru selalu komunikatif dan bertanya jawab dengan siswa mengenai materi-materi
tentang satuan panjang pada slide power point tersebut untuk mengeksplorasi
kemampuan siswa mengenai kesetaraan antarsatuan panjang.
F
Elaborasi
(30 menit)
- Setiap
siswa diminta membaca materi pada handout dan mendiskusikan contoh-contoh soal
pada handout untuk lebih mendalami kesetaraan antarsatuan panjang.
- Guru
memberikan 5 buah soal kepada setiap
kelompok untuk didiskusikan.
- Guru
mempersilahkan setiap kelompok untuk berdiskusi untuk menemukan jawaban yang
dianggap paling benar dan guru memberitahukan kepada setiap kelompok bahwa
semua anggota kelompok harus mengetahui dan memahami jawaban pada kelompok
masing-masing.
- Selama
diskusi berlangsung guru mengamati siswa bekerja dalam kelompoknya
masing-masing dan memberikan bantuan jika dibutuhkan siswa.
- Guru
memanggil satu nomor tertentu, dan siswa yang nomornya terpanggil mengacungkan
tangannya dan dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan nomor 1 untuk seluruh
kelas.
- Guru
memberikan umpan balik kepada siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang
kebenaran jawaban nomor 1 tersebut. Jika jawaban belum benar maka diberi
kesempatan untuk kelompok lain menjawabnya. Jika tidak ada yang dapat
memecahkan soal tersebut maka guru membimbing siswa untuk menemukan jawaban
secara bersama-sama.
-
Hal
yang sama juga dilakukan untuk soal nomor 2 sampai dengan 5.
F
Konfirmasi
(5 menit)
-
Guru
melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
-
Guru
meluruskan kesalah pemahaman konsep pada siswa dan memberikan penguatan serta
penyimpulan.
Kegiatan Penutup (15 menit).
1. Guru
menyimpulkan materi secara bersama-sama dengan siswa.
2. Guru
memberikan kuis.
Soal kuis:
a.
1
m = ... dm
b.
2
km = ... m
c.
5
cm = ...mm
d.
3.000
m = ... km
e.
400.000
cm = ... hm
3. Guru
mengumpulkan jawaban kuis siswa dan selanjutnya memberikan Pekerjaan Rumah pada
siswa.
4. Guru
menutup pembelajaran dengan menuntun siswa mengucapkan
Alhamdulillaahirabbil’alamiin.
5. Guru
meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam.
Pertemuan
3 ((2 × 35 Menit).
Kegiatan Awal (10 Menit)
1.
Salah
seorang siswa diminta menyiapkan seluruh siswa dan kemudian dilanjutkan dengan
memimpin do’a.
2.
Guru
mencek kehadiran siswa.
3. Guru
meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing kembali seperti pertemuan
sebelumnya.
4.
Guru
mempersilahkan siswa memasang nomor yang diberikan.
5.
Guru
mempersilahkan siswa menyiapkan alat tulis untuk belajar.
6.
Guru
memberikan handout kepada setiap siswa.
7. Guru
memberitahukan materi pembelajaran dan
tujuan pembelajaran kepada siswa.
8. Guru
memberikan pertanyaan kepada siswa tentang satuan-satuan berat yang diketahui
siswa dan guru membimbing jawaban siswa.
Kegiatan Inti
F
Eksplorasi
(10 Menit)
-
Guru
menampilkan slide power point dengan bantuan LCD proyektor dimana slide power
point tersebut berisi materi satuan-satuan berat, gambar –gambar yang berkaitan
dengan satuan berat. Dalam penampilan slide powerpoint tersebut, guru selalu
komunikatif dan bertanya jawab dengan siswa mengenai materi-materi tentang
satuan berat pada slide power point tersebut untuk mengeksplorasi kemampuan
siswa mengenai kesetaraan antarsatuan berat.
F
Elaborasi
(30 menit)
- Setiap
siswa diminta membaca materi pada handout dan mendiskusikan contoh-contoh soal
pada handout untuk lebih mendalami kesetaraan antarsatuan panjang.
- Guru
memberikan 5 buah soal kepada setiap
kelompok untuk didiskusikan.
- Guru
mempersilahkan setiap kelompok untuk berdiskusi untuk menemukan jawaban yang
dianggap paling benar dan guru memberitahukan kepada setiap kelompok bahwa
semua anggota kelompok harus mengetahui dan memahami jawaban pada kelompok
masing-masing.
- Selama
diskusi berlangsung guru mengamati siswa bekerja dalam kelompoknya
masing-masing dan memberikan bantuan jika dibutuhkan siswa.
- Guru
memanggil satu nomor tertentu, dan siswa yang nomornya terpanggil mengacungkan
tangannya dan dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan nomor 1 untuk seluruh
kelas.
- Guru
memberikan umpan balik kepada siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang
kebenaran jawaban nomor 1 tersebut. Jika jawaban belum benar maka diberi
kesempatan untuk kelompok lain menjawabnya. Jika tidak ada yang dapat
memecahkan soal tersebut maka guru membimbing siswa untuk menemukan jawaban
secara bersama-sama.
-
Hal
yang sama juga dilakukan untuk soal nomor 2 sampai dengan 5.
F
Konfirmasi
(5 menit)
-
Guru
melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
-
Guru
meluruskan kesalah pemahaman konsep pada siswa dan memberikan penguatan.
Kegiatan Penutup (15 menit).
1. Guru
menyimpulkan materi secara bersama-sama dengan siswa.
2. Guru
memberikan kuis.
Soal kuis:
a.
2
kg = ... hg
b.
1
dg = ... mg
c.
1.000
g = ... kg
d.
400
dag = ... ons
e.
5
ton = ... kg
c. Guru
mengumpulkan jawaban kuis siswa dan selanjutnya memberikan Pekerjaan Rumah pada
siswa.
d. Guru
memberikan kuisioner kepada siswa untuk mengevaluasi strategi, teknologi, media
dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
e.
Guru
mengumpulkan kuisioner tersebut.
f. Guru
menutup pembelajaran dengan menuntun siswa mengucapkan
Alhamdulillaahirabbil’alamiin.
g.
Guru
meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam.
E. Alat/
Media atau sumber belajar
Media : Handout, Laptop/
Komputer dan LCD Proyektor
Sumber
belajar : Buku teks Matematika BSE
kelas IV, Buku Matematika Kelas IV Erlangga, dan buku matematika kelas IV Tiga
Serangkai.
F. Penilaian
1.
Tes
tertulis: Kuis dan Ulangan harian untuk aspek kognitif.
2. Tes
skala sikap untuk aspek Affektif diamati selama proses pembelajaran.
Soal
Ulangan harian:
Petunjuk
soal: Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar dan tepat!
1.
5
jam = ... menit
2.
2
menit = ... detik
3.
3
abad = ... tahun
4.
16
tahun = ... windu.
5.
2
km = ... dam
6.
3
m = ... dm
7.
100
cm = ... m
8.
4
kg = ... ons
9.
5
hg = ... dag
10. 10 ton = ... kg.
Kunci
jawaban:
1.
300
2.
120
3.
300
4.
2
5.
200
6.
30
7.
1
8.
40
9.
50
10. 10.000
Skor
penilaian:
Masing-masing soal mempunyai bobot nilai
10. Jadi skor penilaian seluruh soal adalah 100.
Tindak
Lanjut:
1. Dilakukan
remedial terhadap siswa yang tidak tuntas dimana skornya kurang dari kriteria
ketuntasan minimal yaitu 70.
2. Dilakukan
pengayaan terhadap siswa yang telah tuntas dimana skornya telah memenuhi dan
melebihi KKM yang telah ditentukan yaitu 70.
Padang Panjang, Mei
2014
Mengetahui, Guru Matematika
Kepala Sekolah SDN 15 Tanah Hitam
Ratna Wilis, S.Pd. Fitri
Yanti, S.Pd.
NIP. 19580727 198305 2 001 NIP. 19821010 200902002
DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, Azhar. 2003. Media pembelajaran. Jakarta: Raja
grafindo Persada.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Huda, Miftahul. 2012. Coopreative Learning. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Smaldino, Sharon E, dkk. Instructional Technology and Media for
Learning.
Trianto. 2009. Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada
Media Group.