Cute Yellow Pencil

Sabtu, 13 Desember 2014


MAKALAH

TEKNIK EVALUASI HASIL BELAJAR


Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Sistem Komunikasi Dalam Pembelajaran


Oleh:
Rini Mudianti
1303855
Fitri Yanti
1303857



Dosen:
Dr. Ramalis Hakim, M.Pd



PASCA SARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014



PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Evaluasi hasil belajar sangat penting dilakukan oleh guru untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan tingkat pemahaman siswa. Untuk melaksanakan suatu evaluasi hasil belajar terhadap siswa dengan baik, maka guru perlu mengetahui teknik evaluasi hasil belajar. Pada makalah ini penulis ingin membahas tentang Teknik Evaluasi Hasil Belajar.

B.       Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis bertujuan untuk:
1.         Memenuhi salah satu syarat mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar
2.         Menambah wawasan penulis terhadap teknik evaluasi dalam belajar.

  
PEMBAHASAN

A.    PRINSIP- PRINSIP DASAR EVALUASI HASIL BELAJAR
Evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya berpegang pada 3 prisip dasar, antara lain:
1.      Prinsip keseluruhan (prinsip komprehensif)
ð  Prinsip ini dimaksudkan bahwa evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh dan menyeluruh.
ð  Evaluasi hasil belajar harus menggambarkan berbagai aspek yang dapat menggabarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik (sebagai makhluk hidup dan bukan benda mati).
2.      Prinsip kesinambungan (prinsip kontinuitas)
ð  Evaluasi hasil belajar yang baik apabila dilaksanakan secara baik dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu.
ð  Prinsip ini dimaksudkan agar evaluator dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang perlu daimbil untuk masa-masa selanjutnya.
3.      Prinsip obyektifitas
ð  Evaluasi dapat dinyatakan baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif.
ð  Prinsip ini sangat penting karena apabila dalam melakukan evaluasi terselip unsur-unsur subyektif maka akan dapat menodai kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri.

B.     CIRI-CIRI EVALUASI HASIL BELAJAR
Evaluasi hasil belajar memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan bidang kegiatan lain. Ciri-ciri tersebut diantaranya:
1.      Evaluasi yang dapat dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik itu, pengukurannya dilakukan secara tidak langsung. Misalnya pendidik akan menggolongkan peserta didiknya mana yang tergolong pandai, maka dalam hal ini pendidik akan melihat indikator/fenomena yang nampak dari peserta didiknya.

Menurut Carl Witherington mengatakan indikator yang dapat dijadikan tolok ukur untuk menyatakan/menggolongkan bahwa peserta didik itu pandai, diantaranya:
a.       Kemampuan bekerja dengan angka-angka
b.      Kemampuan untuk menggunakan bahasa yang baik dan betul.
c.       Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru.
d.      Kemampuan untuk mengingat-ingat sesuatu.
e.       Kemampuan untuk memahami hubungan antar gejala satu dengan gejala lainnya.
f.       Kemampuan untuk berfantasi atai berpikir secara abstrak.
2.      Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar peserta didik pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif atau lebih sering mengguanakan simbol-simbol angka.
3.      Kegiatan evaluasi hasil belajar pada umumnya digunakan unit-unti atau satuan-satuan yang tetap, hal ini didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa pada setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen jika dihadapkan pada suatu tes hasil belajar maka prestasi belajar yang mereka raih akan terlukis dalam bentuk kurva normal (kurva simetriks). Seperti yang tergambar di bawah ini.
M-2SD
M+2SD
M-1SD
M+1SD
M
+68,26%
+34,13%
+13,59%
+13,59%
+34,13%
+2,28%
+2,28%

M-2SD
M+2SD
M-1SD
M+1SD
M
+68,26%
+34,13%
+13,59%
+13,59%
+34,13%
+2,28%
+2,28%
 Keterangan:
Prestasi Baik Sekali                 = +  2,28%  (Nilai = A)
Prestasi Baik                           = + 13,59% (Nilai = B)
Prestasi Sedang                       = + 68,26% (Nilai = C)
Prestasi Kurang Baik              = + 13,59% (Nilai = D)
Prestasi Jelek Sekali/Gagal      = +  2,28%  (Nilai = E)
4.      Prestasi hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu adalah bersifat relatif à hasil-hasil evaluasi terhadap keberhasilan peserta didik itu pada umumnya tidak selalu menunjukkan kesamaan atau keajegan.
5.      Kegiatan evaluasi hasil belajar sulit untuk dihindari terjadinya kekeliruan pengukuran. Pendidik yang baik akan selalu menyadari tentang kemungkinan-kemungkinan adanya perbedaan antara nilai yang diberikan berdasar hasil pengukuran lewat tes atau ujian, dengan nilai yang sebenarnya yaitu nilai sesungguhnya menjadi hak peserta didik yang bersangkutan. Hal ini dimungkinkan oleh dua sebab, yaitu: a) mungkin nilai yang diberikan lebih rendah / lebih kecil ketimbang nilai yang sebenarnya (terlalu mahal), dan b) mungkin nilai yang diberikan lebih tinggi / lebih besar ketimbang nilai yang sebenarnya (terlalu murah). Apabila salah satu dari dua kemungkinan terjadi maka akan menimbulkan kekeliruan dalam pengukuran hasil belajar.
Menurut J.P. Guilford ada empat hal yang erat hubungannya dengan kekeliruan pengukuran hasil belajar, diantaranya:
a.       Kekeliruan sampling à kekeliruan yang diperbuat oleh teste di dalam menentukan butir-butir item sebagai wakil dari materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan. Disebut sebagai sampling error.
b.      Kekeliruan scoring à kekeliruan hasil pengukuran yang bersumber dari kekliruan pihak penguji dalam memberikan skor terhadap jawaban-jawaban betul yang telah diberikan oleh testee (peserta didik) terhadap butir-butir soal yang diajukan dalam tes.
c.       Kekeliruan rangking à kekeliruan yang diperbuat oleh pemberi skor yang dimiliki oleh peserta didik dalam suatu tes atau ujian. Hal ini terjadi akibat dari kekeliruan skor.
d.      Kekeliruan guessing à kekeliruan yang terjadi akibat permainan spekulasi atau tebak terka di kalangan tes-te dalam memberikan jawaban terhadap butir-butir soal yang diajukan kepada mereka.
Dalam pemahaman lain disebutkan ada empat faktor yang merupakan sumber kekeliruan-kekeliruan pengukuran hasil belajar, yaitu:
a.       Faktor alat ukur à alat ukur yang dipergunakan dalam tes tidak dapat mengukur secara tepat apa yang seharusnya diukur.
b.      Faktor evaluatorà hal ini terjadi karena 4 hal, yaitu:
1)      Suasana batin yang sedang menyelimuti diri evaluator.
2)      Sifat pemurah atau sifat pelit yang melekat pada diri evaluator
3)      Terjadinya hallo effect (evaluator terpengaruh oleh berita, informasi yang datang dari teman sejawat)
4)      Evaluator terpengaruh “masa lalu” yang pernah dicapai oleh testee.
c.       Faktor testee à ada 3 faktor yang menyebabkan terjiadnya kekeliruan hasil pengukuran, antara lain:
1)      Faktor psikis
2)      Faktor fisik
3)      Faktor nasib
d.      Faktor situasi à pengawas ujian yang juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya error dalam pengukuran hasil belajar.

Gambaran tentang sumber-sumber penyebab, latar belakang dan jenis-jenis kekeliruan dalam pengukuran hasil belajar.
Sumber Penyebab Terjadinya Error
Latar Belakang Terjadinya Error
Jenis Error
Alat Evaluasi/Pengukur Hasil Belajar (test)
Butir-butir soal yang dikeluarkan dalam tes tidak mencerminkan /tidak merupakan wakil dari keseluruhan bahan pelajaran yang seharusnya diteskan
Sampling Error
Evaluator / Tester (guru, Dosen, penguji)

Evaluator(tester) bertindak kurang teliti/cermat dalam perhitungan angka-angka
Scoring Error dan Rangking Error
Suasana batin yang menyelimuti diri evaluator: perasaan resah, susah, murung dsb
Sifat “pemurah” atau sifat “pelit” yang melekat pada Evaluator (tester)
Evaluator terpengaruh oleh hasil-hasil penilaian yang diberikan oleh teman sejawatnya (hallo effect)
Evaluator terpengaruh oleh hasil-hasil yang dicapai oleh peserta didik pada waktu-waktu yang lalu (kesan masa lalu)
Peserta Didik/Testee
Peserta tes (testee) bermain tebak terka/berspekulasi/melakukan kerja sama yang tidak sehat di dalam mengerjakan soal-soal tes.
Guessing Error
Kondisi fisik, kondisi psikis dan nasib sial yang menimpa diri testee pada saat berlangsungnya tes/evaluasi hasil belajar
Scoring Error
Situasi Testing
Suasana gaduh, kacau atau bising, pengawasan tes yang terlalu ketat atau terlalu longgar
Scoring Error




C.    LANGKAH-LANGKAH POKOK DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR
Pada umumnya ada 6 langkah pokok dalam melakukan evaluasi hasil belajar, yaitu:
1.      Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Perencanaan evaluasi hasil belajar umumnya mencakup 6 jenis kegiatan. Antara lain:
a.       Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi.
b.      Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi
c.       Memilih dan menetukan teknik yang akan digunakan
d.      Menyusun alat-alat pengukuran yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik.
e.       Menentukan tolak ukur, norma dan kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan intepretasi terhadap hasil evaluasi
f.       Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.
2.      Menghimpun data
Kegiatan ini berwujud melaksanakan pengukuran (misal: melaksanakan tes hasil belajar untuk teknik tes) atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau questionnaire (untuk teknik nontes)
3.      Melakukan verifikasi data
Data yang telah dihimpun harus dsaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Pada proses ini dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” dari data yang “kurang baik”
4.      Mengolah dan menganalisi data
Mengolah dan menganalisi hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Dalam mengolah dan menganalisi data hasil evaluasi dapat dipergunakan teknik statistik dan /atau teknik nonstatistik, tergantung jenis data yang diolah.
5.      Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu.
6.      Tindak lanjut hasil evaluasi.
Dari hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya. Yang pada akhirnya evaluator dapat mengambil  keputusan atau rumusan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
Seharusnya kegiatan evaluasi ini harus diikuti dengan tindak lanjut, apabila tidak maka kegiatan evaluasi tersebut tidak membawa manfaat bagi evaluatornya.


PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam melakukan evaluasi hasil belajar guru harus mengetahui teknik evaluasi hasil belajar. Adapaun yang harus diketahui guru pada teknik evaluasi hasil belajar diantaranya prinsip-prinsip dasar evaluasi hasil belajar, ciri-ciri evaluasi hasil belajar dan langkah-langkah pokok dalam evaluasi hasil belajar.

B.     Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman sejawat.



DAFTAR RUJUKAN
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

1 komentar:

  1. Casino Del Sol - jtmhub.com
    The official site of 의정부 출장샵 the South African gambling company 김제 출장안마 Casino Del Sol. 광주 출장샵 The team behind the award-winning 거제 출장샵 brand is an international 성남 출장샵 team. The

    BalasHapus