MAKALAH
TEKNIK EVALUASI HASIL BELAJAR
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mata Kuliah Sistem Komunikasi Dalam Pembelajaran
Oleh:
Rini Mudianti
|
1303855
|
Fitri Yanti
|
1303857
|
Dosen:
Dr. Ramalis
Hakim, M.Pd
PASCA SARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Evaluasi hasil belajar sangat
penting dilakukan oleh guru untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa
dan tingkat pemahaman siswa. Untuk melaksanakan suatu evaluasi hasil belajar
terhadap siswa dengan baik, maka guru perlu mengetahui teknik evaluasi hasil
belajar. Pada makalah ini penulis ingin membahas tentang Teknik Evaluasi Hasil
Belajar.
B. Tujuan Penulisan
Makalah
ini ditulis bertujuan untuk:
1.
Memenuhi salah satu syarat mata kuliah
Evaluasi Hasil Belajar
2.
Menambah wawasan penulis terhadap teknik
evaluasi dalam belajar.
PEMBAHASAN
A.
PRINSIP-
PRINSIP DASAR EVALUASI HASIL BELAJAR
Evaluasi hasil belajar dikatakan
terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya berpegang pada 3 prisip
dasar, antara lain:
1.
Prinsip keseluruhan (prinsip
komprehensif)
ð Prinsip
ini dimaksudkan bahwa evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan
baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh dan menyeluruh.
ð Evaluasi
hasil belajar harus menggambarkan berbagai aspek yang dapat menggabarkan
perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik
(sebagai makhluk hidup dan bukan benda mati).
2.
Prinsip kesinambungan (prinsip
kontinuitas)
ð Evaluasi
hasil belajar yang baik apabila dilaksanakan secara baik dan sambung-menyambung
dari waktu ke waktu.
ð Prinsip
ini dimaksudkan agar evaluator dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam
menentukan langkah-langkah atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang perlu
daimbil untuk masa-masa selanjutnya.
3.
Prinsip obyektifitas
ð Evaluasi
dapat dinyatakan baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya
subyektif.
ð Prinsip
ini sangat penting karena apabila dalam melakukan evaluasi terselip unsur-unsur
subyektif maka akan dapat menodai kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri.
B.
CIRI-CIRI
EVALUASI HASIL BELAJAR
Evaluasi hasil belajar
memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan bidang kegiatan lain.
Ciri-ciri tersebut diantaranya:
1. Evaluasi
yang dapat dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta
didik itu, pengukurannya dilakukan secara tidak langsung. Misalnya pendidik
akan menggolongkan peserta didiknya mana yang tergolong pandai, maka dalam hal
ini pendidik akan melihat indikator/fenomena yang nampak dari peserta didiknya.
Menurut
Carl Witherington mengatakan indikator yang dapat dijadikan tolok ukur untuk
menyatakan/menggolongkan bahwa peserta didik itu pandai, diantaranya:
a. Kemampuan
bekerja dengan angka-angka
b. Kemampuan
untuk menggunakan bahasa yang baik dan betul.
c. Kemampuan
untuk menangkap sesuatu yang baru.
d. Kemampuan
untuk mengingat-ingat sesuatu.
e. Kemampuan
untuk memahami hubungan antar gejala satu dengan gejala lainnya.
f. Kemampuan
untuk berfantasi atai berpikir secara abstrak.
2. Pengukuran
dalam rangka menilai keberhasilan belajar peserta didik pada umumnya
menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif atau lebih sering
mengguanakan simbol-simbol angka.
3. Kegiatan
evaluasi hasil belajar pada umumnya digunakan unit-unti atau satuan-satuan yang
tetap, hal ini didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa pada setiap populasi
peserta didik yang sifatnya heterogen jika dihadapkan pada suatu tes hasil
belajar maka prestasi belajar yang mereka raih akan terlukis dalam bentuk kurva
normal (kurva simetriks). Seperti yang tergambar di bawah ini.
M-2SD
|
M+2SD
|
M-1SD
|
M+1SD
|
M
|
+68,26%
|
+34,13%
|
+13,59%
|
+13,59%
|
+34,13%
|
+2,28%
|
+2,28%
|
M-2SD
|
M+2SD
|
M-1SD
|
M+1SD
|
M
|
+68,26%
|
+34,13%
|
+13,59%
|
+13,59%
|
+34,13%
|
+2,28%
|
+2,28%
|
Prestasi
Baik Sekali = + 2,28% (Nilai
= A)
Prestasi
Baik =
+ 13,59% (Nilai = B)
Prestasi
Sedang = + 68,26%
(Nilai = C)
Prestasi
Kurang Baik = + 13,59%
(Nilai = D)
Prestasi
Jelek Sekali/Gagal = + 2,28% (Nilai
= E)
4. Prestasi
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu adalah
bersifat relatif à hasil-hasil evaluasi terhadap
keberhasilan peserta didik itu pada umumnya tidak selalu menunjukkan kesamaan
atau keajegan.
5. Kegiatan
evaluasi hasil belajar sulit untuk dihindari terjadinya kekeliruan pengukuran.
Pendidik yang baik akan selalu menyadari tentang kemungkinan-kemungkinan adanya
perbedaan antara nilai yang diberikan berdasar hasil pengukuran lewat tes atau
ujian, dengan nilai yang sebenarnya yaitu nilai sesungguhnya menjadi hak
peserta didik yang bersangkutan. Hal ini dimungkinkan oleh dua sebab, yaitu: a)
mungkin nilai yang diberikan lebih rendah / lebih kecil ketimbang nilai yang
sebenarnya (terlalu mahal), dan b) mungkin nilai yang diberikan lebih tinggi /
lebih besar ketimbang nilai yang sebenarnya (terlalu murah). Apabila salah satu
dari dua kemungkinan terjadi maka akan menimbulkan kekeliruan dalam pengukuran
hasil belajar.
Menurut
J.P. Guilford ada empat hal yang erat hubungannya dengan kekeliruan pengukuran
hasil belajar, diantaranya:
a. Kekeliruan
sampling à
kekeliruan yang diperbuat oleh teste di dalam menentukan butir-butir item
sebagai wakil dari materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan.
Disebut sebagai sampling error.
b. Kekeliruan
scoring à
kekeliruan hasil pengukuran yang bersumber dari kekliruan pihak penguji dalam
memberikan skor terhadap jawaban-jawaban betul yang telah diberikan oleh testee
(peserta didik) terhadap butir-butir soal yang diajukan dalam tes.
c. Kekeliruan
rangking à
kekeliruan yang diperbuat oleh pemberi skor yang dimiliki oleh peserta didik
dalam suatu tes atau ujian. Hal ini terjadi akibat dari kekeliruan skor.
d. Kekeliruan
guessing à
kekeliruan yang terjadi akibat permainan spekulasi atau tebak terka di kalangan
tes-te dalam memberikan jawaban terhadap butir-butir soal yang diajukan kepada
mereka.
Dalam
pemahaman lain disebutkan ada empat faktor yang merupakan sumber
kekeliruan-kekeliruan pengukuran hasil belajar, yaitu:
a. Faktor
alat ukur à
alat ukur yang dipergunakan dalam tes tidak dapat mengukur secara tepat apa
yang seharusnya diukur.
b. Faktor
evaluatorà
hal ini terjadi karena 4 hal, yaitu:
1) Suasana
batin yang sedang menyelimuti diri evaluator.
2) Sifat
pemurah atau sifat pelit yang melekat pada diri evaluator
3) Terjadinya
hallo effect (evaluator terpengaruh oleh berita, informasi yang datang dari
teman sejawat)
4) Evaluator
terpengaruh “masa lalu” yang pernah dicapai oleh testee.
c. Faktor
testee à
ada 3 faktor yang menyebabkan terjiadnya kekeliruan hasil pengukuran, antara
lain:
1) Faktor
psikis
2) Faktor
fisik
3) Faktor
nasib
d. Faktor
situasi à
pengawas ujian yang juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya error
dalam pengukuran hasil belajar.
Gambaran
tentang sumber-sumber penyebab, latar belakang dan jenis-jenis kekeliruan dalam
pengukuran hasil belajar.
Sumber Penyebab Terjadinya Error
|
Latar Belakang Terjadinya Error
|
Jenis Error
|
Alat
Evaluasi/Pengukur Hasil Belajar (test)
|
Butir-butir
soal yang dikeluarkan dalam tes tidak mencerminkan /tidak merupakan wakil
dari keseluruhan bahan pelajaran yang seharusnya diteskan
|
Sampling Error
|
Evaluator /
Tester (guru, Dosen, penguji)
|
Evaluator(tester)
bertindak kurang teliti/cermat dalam perhitungan angka-angka
|
Scoring Error
dan Rangking Error
|
Suasana batin
yang menyelimuti diri evaluator: perasaan resah, susah, murung dsb
|
||
Sifat
“pemurah” atau sifat “pelit” yang melekat pada Evaluator (tester)
|
||
Evaluator
terpengaruh oleh hasil-hasil penilaian yang diberikan oleh teman sejawatnya
(hallo effect)
|
||
Evaluator terpengaruh
oleh hasil-hasil yang dicapai oleh peserta didik pada waktu-waktu yang lalu
(kesan masa lalu)
|
||
Peserta
Didik/Testee
|
Peserta tes
(testee) bermain tebak terka/berspekulasi/melakukan kerja sama yang tidak
sehat di dalam mengerjakan soal-soal tes.
|
Guessing Error
|
Kondisi fisik,
kondisi psikis dan nasib sial yang menimpa diri testee pada saat
berlangsungnya tes/evaluasi hasil belajar
|
Scoring Error
|
|
Situasi
Testing
|
Suasana gaduh,
kacau atau bising, pengawasan tes yang terlalu ketat atau terlalu longgar
|
Scoring Error
|
C.
LANGKAH-LANGKAH
POKOK DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR
Pada umumnya ada 6 langkah pokok dalam
melakukan evaluasi hasil belajar, yaitu:
1.
Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Perencanaan
evaluasi hasil belajar umumnya mencakup 6 jenis kegiatan. Antara lain:
a. Merumuskan
tujuan dilaksanakannya evaluasi.
b. Menetapkan
aspek-aspek yang akan dievaluasi
c. Memilih
dan menetukan teknik yang akan digunakan
d. Menyusun
alat-alat pengukuran yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian
hasil belajar peserta didik.
e. Menentukan
tolak ukur, norma dan kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam
memberikan intepretasi terhadap hasil evaluasi
f. Menentukan
frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.
2.
Menghimpun data
Kegiatan
ini berwujud melaksanakan pengukuran (misal: melaksanakan tes hasil belajar
untuk teknik tes) atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan
menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list,
interview guide atau questionnaire (untuk teknik nontes)
3.
Melakukan verifikasi data
Data
yang telah dihimpun harus dsaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Pada
proses ini dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” dari data yang
“kurang baik”
4.
Mengolah dan menganalisi data
Mengolah
dan menganalisi hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna
terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Dalam
mengolah dan menganalisi data hasil evaluasi dapat dipergunakan teknik
statistik dan /atau teknik nonstatistik, tergantung jenis data yang diolah.
5.
Memberikan interpretasi dan menarik
kesimpulan
Penafsiran
atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah
verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami
pengolahan dan penganalisisan itu.
6.
Tindak lanjut hasil evaluasi.
Dari
hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah dianalisis dan disimpulkan
sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya. Yang pada
akhirnya evaluator dapat mengambil
keputusan atau rumusan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai
tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
Seharusnya
kegiatan evaluasi ini harus diikuti dengan tindak lanjut, apabila tidak maka
kegiatan evaluasi tersebut tidak membawa manfaat bagi evaluatornya.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
melakukan evaluasi hasil belajar guru harus mengetahui teknik evaluasi hasil
belajar. Adapaun yang harus diketahui guru pada teknik evaluasi hasil belajar
diantaranya prinsip-prinsip dasar evaluasi hasil belajar, ciri-ciri evaluasi
hasil belajar dan langkah-langkah pokok dalam evaluasi hasil belajar.
B.
Saran
Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman sejawat.
DAFTAR RUJUKAN
Sudijono,
Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Casino Del Sol - jtmhub.com
BalasHapusThe official site of 의정부 출장샵 the South African gambling company 김제 출장안마 Casino Del Sol. 광주 출장샵 The team behind the award-winning 거제 출장샵 brand is an international 성남 출장샵 team. The