Cute Yellow Pencil

Sabtu, 07 Juni 2014

Makalah Teori Belajar


BAB I
PENDAHULUAN

I.         Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu usaha yang harus dilakukan manusia untuk mencapai perkembangan pribadi seutuhnya. Dengan belajar pola pikir dan tingkah laku manusia bisa dibentuk menjadi pribadi yang kuat dan seimbang. Hal ini sesuai dengan pendapat Morgan (2010: 3) “ belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman”.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari seorang guru tentang pembelajaran karena guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.
Seorang guru yang profesional selalu ingin memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya dalam proses pembelajaran baik mengenai pemahaman tentang teori-teori belajar dan pembelajaran maupun hal-hal lain yang dapat meningkatkan kinerjanya dalam proses pembelajaran seperti  melanjutkan pendidikan kepada jenjang yang lebih tinggi, mengikuti semkinar-seminar pendidikan dan psikologi, serta mengikuti  pelatihan-pelatihan dan pendidikan guru yang diadakan instansi pemerintahan, dan terampil menggunakan media pembelajaran .
Banyak teori belajar yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan. Teori-teori belajar tersebut dikembangkan untuk memperbaiki perkembangan ilmu pengetahuan pada dunia pendidikan. Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud ingin menulis makalah ini dengan judul “Manfaat dan Kelebihan Teori Belajar dan Pembelajaran Bagi Seorang Guru Profesional”.
II.                Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1.      Sebagai tugas mata kuliah Teori Belajar pada program pasca sarjana Jurusan Teknologi Pendidikan UNP.
2.      Sebagai sarana untuk latihan dan menambah wawasan penulis tentang manfaat dan kelebihan teori belajar dan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

I.                   Pengertian Teori
Menurut Snelbecker (1974) dalam buku Ratna Wilis Dahar (1989:4) teori berarti sejumlah proposisi-proposisi yang terintegrasi secara sintaktik ( artinya, kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, dan juga pada data yang diamati), dan yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teori merupakan suatu hal yang sangat penting karena dapat memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati.

II.                Pengertian Belajar
Menurut Gagne (1984) dalam buku Ratna Wilis Dahar (1989:11) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
1.      Perubahan perilaku
Gagasan yang menyatakan bahwa belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisma berarti juga bahwa belajar membutuhkan waktu. Untuk mengukur belajar, kita membandingkan cara organisma itu berperilaku pada waktu 1 dengan cara organisma itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk kedua waktu itu, maka kita dapat berkesimpulan bahwa belajar telah terjadi.

Selanjutnya yang terjadi ialah perubahan perilaku dalam proses belajar. Perubahan dalam sifat-sifat fisik, misalnya tinggi dan berat, tidak termasuk belajar. Demikian pula perubahan dalam kekuatan fisik, misalnya kemampuan untuk mengangkat, yang terjadi sebagai suatu hasil perubahan fisiologis dalam besar otot atau efisiensi dari proses-proses sirkulasi dan respirasi.
2.      Perilaku terbuka
Prilaku terbuka dianggap oleh para ahli psikologi sebagai suatu tanda untuk menyimpulkan apa yang terjadi dalam pikiran seseorang.
3.      Belajar dan pengalaman
Yang disebut dengan belajar dan pengalaman adalah dari prilaku yang positif misalnya seorang anak menulis “ba-ba” kemudian menjadi “bapak”, dari menulis H2O menjadi .
4.      Belajar dan kematangan
Perubahan prilaku yang disebabkan oleh kematangan terjadi bila perilaku itu disebabkan oleh perubahan-perubahan yang berlangsung dalam proses pertumbuhan dan pengembangan dari organisma-organisma secara fisiologis.

Dari pendapat ahli ahi diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu hal yang sangat penting karena dapat mengubah perilku menjadi lebih baik.

Bentuk-bentuk belajar ada lima dikemukakan oleh Gagne (1984) diantaranya:
1.      Belajar responden
2.      Belajar kontiguitas
3.      Belajar operant
4.      Belajar observasional
5.      Belajar kognitif

III.             Pengertian Teori-teori Belajar
Teori-teori belajar yang dikembangkan dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu teori-teori belajar sebelum abad 20 dan selama abad 20. Sebelum abad 20 telah berkembang beberapa teori belajar yaitu  teori disiplin mental, teori pengembangan alamiah dan teori apersepsi. Ketiga teori belajar ini mempunyai satu ciri yang sama yaitu teori-teori ini dikembangkan tanpa dilandasi eksperimen. Teori disiplin mental (Plato. Aristoteles) menganggap bahwa dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih. Sedangkan menurut teori perkembangan alamiah mengatakan bahwa anak berkembang secara alamiah. Tokoh-tokohnya adalah JJ Rousseau (1712-1778), Heinrich Pestalozzi (1746-1827) serta Friedrich Foebel (1782-1852). Menurut teori apersepsi, belajar merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan-gagasan baru dengan gagasan-gagasan lama yang sudah membentuk pikiran. Tokoh teori ini adalah Johan Friedrich Herbart (1776-1841).

Teori-teori belajar yang dikembangkan abad 20 dikelompokkan menjadi 2 yaitu teori belajar prilaku (behavioristik) yang meliputi teori-teori stimulus respon(S-R) conditioning dan teori Gestalt field yang meliputi teori-teori kognitif.

Menurut teori-teori belajar prilaku, belajar merupakan suatu perubahan perilaku yag dapat diamati, yang terjadi melalui terkaitnya stimulus-stimulus dan respons-respons menurut prinsip-prinsip mekanistik. Teori-teori prilaku ini tokoh-tokohnya adalah Iva Petrovich Pavlov (1849-1936), E.L Thorndike, E.R. Guthrie, BF Skinner, RM Gagne, A Bandura.

Sedangkan menurut teori-teori Gestalt-Field belajar merupakan suatu proses perolehan atau perubahan insait-insait, pandangan-pandangan, harapan-harapan, atau pola-pola berpikir.

Berikut iniakan dibahas lebih rinci mengenai teori-teori belajar prilaku dan teori-teori belajar gestalt field.
A.    Teori-teoribelajar Prilaku
1.      Ivan pavlov: classical conditioning
Dalam tahun-tahun terakhir dari abad ke 19 dan tahun-tahun permulaan abad ke 20 Pavlov dan kawan-kawannya mempelajari proses pencernaan pada anjing. Selama penelitian mereka memperhatikan perubahan dalam waktu dan kecepatan pengeluaran air liur. Dalam eksperimen-eksperimen ini Pavlov dan kawan-kawan menunjukkan bagaimana belajar dapat mempengaruhi perilaku yang selama ini disangka refleksif dan tidak dapat dikendalikan seperti pengeluaran air liur.

Pentingnya studiyang dilakukan oleh Pavlov terletak pada metode yang digunakannya serta hasil-hasil yang diperolehnya (Slavin, 1988). Alat-alat yag digunakan dalam berbagai eksperimen memperlihatkan bagaimanaPavlov dan kawan-kawannya dapat mengamati secara teliti dan mengukur respons-respons subjek-subjek dalam eksperimen-eksperimen itu.

2.      EL.Thorndike: Hukum pengaruh
EL Thorndike melakukan eksperimen terhadap kucing. Dimana beliau menempatkan kucing-kucing dalam kotak-kotak. Dari kotak-kotak ini kucing-kucing itu harus keluar untuk memperoleh makanan. Ia mengamati bahwa sesudah beberapa selang waktu kucing-kucing itu mempelajari cara mengeluarkan diri lebih cepat dari kotak-kotak itu dengan mengulangi perilaku-perilaku yang tidak efektif. Dari eksperimen-eksperimen ini Thorndike mengembangkan hukumnya yang dikenal dengan hukum pengaruh atau loweffect.

Hukum pengaruh thorndike mengemukakan, bahwa jika suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan bahwa tindakn itu diulangi dalam situasi-situasi yang mirip akan meningkat. Tetapi bila suatu perilaku diikuti oleh suatu perubahan yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan-kemungkinan bahwa perilaku itu diulangi akan menurun. Jadi, konsekuensi-konsekuensi dari perilaku seseorang pada suatu saat, memegang peranan penting dalam menentukan perilaku orang itu selanjutnya.

3.      BF Skinner: Operant Conditioning
Studi Skinner terpusat pada hubungan antara perilaku dan konsekuensi-konsekuensinya. Sebagai contoh misalnya, bila perilaku seseorang segera diiukuti oleh konsekuensi-konsekuensi yang, orang itu akan terlibat dalam perilaku itu lebih kerap kali. Penggunaan konsekuensi-konsekuensi yang menyenagkan dan tak menyenangkan untuk mengubah perilaku disebut operant conditioning.

B.     Teori belajar gestalt field
Seperti dikemukakan diatas bahwa teori belajar gestalt field ini meliputi teori-teori kognitif. Menurut Agus Supriyono(2010: 22) dalam perspektif teori kognitif, “belajar merupakan peristiwa mental bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar.  Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mancapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Belajar menurut teori kognitif adalah perseptual, artinya tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya”.

Tokoh-tokoh yang mempelopori teori kognitif adalah Jean Piaget dengan adaptasi intelektualnya, Jerome Bruner dengan discovery learning dan Ausubel dengan reception learning.

Paul Suparno menggambarkan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget sebagai berikut:
Tahap
Umur
Ciri pokok perkembangan
sensorimotor
0-2 tahun
Berdasarkan tindakan langkah demi langkah
praoperasi
2-7 tahun
Penggunaan simbol/ bahasa tanda, konsep intuitif
Operasi konkret
8-11 tahun
Pakai aturan jelas/ logis
Reversibel dan kekekalan
Operasi formal
11 tahun keatas
Hipotesis
Abstrak
Deduktif dan induktif
Logis dan probabilitas


Perkembangan kognitif yang digambarkan Piaget tersebut merupakan proses adaptasi intelektual. Adaptasi ini merupakan proses yang melibatkan skemata, asimilasi, akomodasi, dan equilibration. Skemata adalah struktur kognitif berupa ide, konsep, gagasan. Asimilasi adalah proses perubahan apa yang dipahami sesuai dengan struktur kognitif (skemata) yang ada sekarang. Asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh individu. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi baru. Equilibration adalah pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.

Konsep perkembangan kognitif juga dikembangkan oleh Jerome Bruner. Menurut Bruner, perkembangan kognitif individu dapat ditingkatkan melalui penyusunan materi pelajaran dan mempresentasikannya sesuai dengan tahap perkembangan individu tersebut. Penyusunan materi pelajaran dan penyajiannya dapat dimuali dari materisecara umum kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama dalam cakupan yang lebih rinci. Perkembangan kognitif yang digambarkan oleh Bruner merupakan proses discovery learning (belajar penemuan), yaitu penemuan konsep.

Seirama dengan pemikiran Bruner, david Ausubel mengemukakan belajar sebagai reception learning. Jika discovery learning menekankan pada pembelajaran induktif, maka reception learning merupakan pembelajaran deduktif. Salah satu konsep penting dalam reception learning adalah advance organizer sebagai kerangka konseptual tentang isi pelajaran yang akan dipelajari individu.

Advanceorganizer adalah statement perkenalan yang menghubungkan antara skemata yang sudah dimiliki oleh individu dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Fungsi advance organizer adalah memberi bimbingan untuk memahami informasi baru. Advance organizer dapat menjadi jembatan antara pelajaran atau informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki individu.

Teoritis lainnya yang tergolong dalam teori kognitif adalah Albert Bandura. Meskipun teori belajar sosial dari Albert Bandura menekankan pada perubahan perilaku melalui peniruan, banyak pakar tidak memasukkan teori ini sebagai bagian dari teori belajar behavioristik. Sebab, Albert Bandura menekankan pada peran penting proses kognitif dalam pembelajaran sebagai proses membuat keputusan yaitu bagaimana membuat keputusan perilaku yang ditiruya menjadi perilaku miliknya. Pemikiran Albert Bandura dikenal pula dengan teorikognitif sosial.

Konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri, mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.

Selain teori belajar prilaku dan teori kognitif, para pakar juga mengemukakan teori konstruktivisme. Pada dekade terakhir ini filsafat konstruktivisme kian populer di bidang pendidikan. pemikiran filsafat konstruktivisme mengenai hakikat pengetahuan memberikan sumbangan terhadap usaha mendekonstruksi pembelajaran mekanis. Gagasan konstruktivisme mengenai pengethauan dapat dirangkum sebagai berikut:
1.      Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
2.      Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan.
3.      Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
Pengetahuan menurut konstruktivisme bersifat subjektif, bukan objektif. Pengetahuan tidak pernah tunggal. Pengetahuan merupakan realitas plural. Berdasarkan pembentukannya atau pengonstruksiannya, Piaget mengategorisasi pengetahuan menjadi tiga yaitu:
1.      Pengetahuan fisis
2.      Pengetahuan matematis-logis
3.      Pengetahuan sosial
Pengetahuan fisis adalah pengetahuan yang dibentuk dari abstraksi langsung terhadap objek yang dipelajari. Pengetahuan matematis-logis adalah pengetahuan yang dibentuk dari abstraksi berdasarkan koordinasi, relasi maupun penggunaan objek. Pengethuan sosial adalah pengetahuan yang dibentuk melalui interaksi seseorang dengan orang lain. Menurut Paul Suparno, konstruksi pengetahuan piaget bersift personal.Asumsi dari Jean piaget adalah dalam bahasa setiap individu terdapat egosentris. Dengan menggunakan bahasanya sendiri individu membentuk skema dan mengubah skema. Individu sendiri yang mengonstruksi pengetahuan ketika berinteraksi dengan pengalaman dan objek yang dihadapi.
Konstruktivisme sosial berasal dari Vygotsky. Asumsi Vygotsky adalah bahasa merupakan aspek sosial. Menurutnya pembicaraan egosentrik merupakan permulaan dari pembentukan inner speech (kemampuan bicara yang pokok) yang akan digunakan sebagai alat dalam berpikir.
Antara konstruktivisme sosiokulturalisme dan personal menurut Paul Suparno keduanya sama-sama mengimplikasikan pentingnya keaktifan peserta didik dalam belajar. Keduanya menekankan pada tindakan terhadap objek. Hanya saja konstruktivisme personal lebih menekankan pentingnya keaktifan individu dalam melakukan tindakan terhadap objek, sedangkan konstruktivisme sosiokultural lebih menekankan pentingnya lingkungan sosio kultural dalam melakukan tindakan terhadap objek.
Konstruktivisme beraksentuasi belajar sebagai proses operatif bukan figuratif. Belajar operatif adalah belajar memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi. Konstruktivisme juga menekankan pada belajar autentik, bukan artifisial. Belajar autentik adalah proses interaksi seseorang dengan objek yang dipelajari secara nyata. Selain itu teori belajar konstruktivisme juga memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar kolaboratif dan kooperatif.
Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam pengembangan pembelajaran konstruktivisme adalah:
1.      Priorknowledge/ previous experience
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar adalah apa yang telah diketahui oleh peserta didik. Konstruksi pengetahuan tidak berangkat dari “pikiran kosong”, peserta didik harus memiliki pengetahuan tentang apa yang hendak diketahui. Pengetahuan ini disebut pengetahuan awal/ dasar (prior knowledge)
2.      Conceptual-change process
Proses perubahan konseptual (conceptual-change process) merupakan proses pemikiran yang terjadi pada peserta didik ketika peta konsep yang dimilikinya dihadapkan dengan situasi dunia nyata. Dalam proses ini peserta didik melakukan analisis, sintesis, berargumentasi, mengambil keputusan, dan menarik kesimpulan sekalipun bersifat tentatif. Konstruksi pengetahuan yang dihasilkan bersifat viabilitas artinya konsep yang telah terkonstruksi bisa jadi tergeser oleh konsep lain yang lebih dapat diterima.

IV.             Manfaat dan Kelebihan Teori Belajar dan Pembelajaran bagi seorang guru profesional

Agus Sugiono (2010: 35) menyatakan bahwa cara mengajar guru sangat dipengaruhi oleh pemahamnnya tentang pembelajaran. Selama ini prinsip-prinsip teori belajar behaviorisme amat mendominasi pemahaman guru perihal tersebut. Cara mengajar guru telah lama terpola dalam pemikiran behaviorisme.

Sebagai seorang guru yang profesional hendaknya tidak hanya mendominasi pembelajaran dengan teori-teori belajar behviorisme. Dari teori-teori yang telah dibahas sangat baik sekali apabila guru bisa memilih dan memvariasikan teori-teori belajar dalam proses pembelajaran.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teori belajar dan pembelajaran sangat bermanfaat bagi seorang guru yang profesional. Dengan mengetahui dan memahami seluk beluk tentang teori-teori belajar yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan maka manfaat dan kelebihannya bagi guru adalah dapat meningkatkan kepercayaan diri seorang guru dan dapat memberikan proses pembelajaran yang terbaik untuk peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Teori belajar sangat penting diketahui dan dipahami oeh guru yang profesional.
2.       Teori belajar berkembang sebelum abad 20 dan selama abad 20
3.      Teori belajar yang berkembang sebelum abad 20 tidak didasari dengan eksperimen
4.      Teori belajar selama abad 20 sudah didasari oleh eksperimen
5.      Teori belajar prilaku lebih menekankan kepada pembentukan prilaku atau kebiasaan.
6.      Teori belajar kognitif lebih menekankan kepada pembentukan pengetahuan.
7.      Teori belajar konstruktivisme menekankan pada belajar sebagai proses operatif bukan figuratif, juga menekankan pada belajar autentik bukan artifisial serta juga memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar kolaboratif dan kooperatif.
8.      Teori belajar dan pembelajaran sangat bermanfaat bagi seorang guru yang profesional.

B.     Saran
1.      Diharapkan kepada calon guru dan guru agar memahami konsep teori belajar
2.      Sebagai seorang guru yang profesional sebaiknya memilih teori belajar yang tepat dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar